Ada banyak aspek yang perlu menjadi perhatian ketika mengirim lamaran kerja melalui email. Saya akan sampaikan satu per satu dalam artikel terpisah. Untuk pertama kali, adalah tentang etika dalam mengirim email. Ini kelihatan sepele, tapi akan sangat berpengaruh bagi HRD untuk menilai anda pada kesan pertama. Jangan sampai potensi besar anda tidak dilihat, hanya karena kesalahan dalam menjaga etika ini.
Masih banyak dijumpai pelamar kerja yang mengirimkan lamaran kerja, hanya dengan melampirkan CV atau Daftar Riwayat Hidup, tanpa menuliskan apa pun dalam body text. Ini terutama pada lamaran di perusahaan lokal, dengan syarat pendidikan SMA. Bahkan lulusan S1 pun kadang melupakan hal ini. Padahal ini sangat penting, dan akibat akan sangat fatal jika mengirim email lamaran kerja tanpa body text.
Ibarat kita datang ke rumah seseorang untuk menyerahkan surat, tanpa mengetuk pintu, tanpa mengucapkan salam, dan tanpa menyampaikan maksud dan tujuan kedatangan kita. Yang dilakukan hanya meletakkan surat di depan pintu, lalu langsung pulang. Apa yang akan terjadi? Kemungkinan pertama, surat itu jika kemudian diterima, mungkin tidak akan dibaca. Atau jika dibaca, akan langsung ditaruh di tempat sampah.
Untuk memperjelas maksud mengirim email tanpa body text, saya akan tunjukkan contohnya:
Di sini, sang pelamar hanya melampirkan data diri, berupa CV atau dokumen lain. Tapi tanpa ada tulisan maksud email ini apa. Bagi yang menerima email, ini akan sangat berarti. Ini seperti kalau kita menerima pesan WA, hanya dengan tulisan “P”, yang biasa dipakai oleh para gen z. Mungkin yang mengirim tidak merasa apa-apa, tapi bagi penerima bisa menjad sensitif.
Bagi para lulusan SMA di masa sekarang ini, yang merupakan anak muda gen z, anda telah diuntungkan dengan kemajuan teknologi sekarang ini, dengan adanya email dan media sosial. Tapi janganlah dengan kemajuan teknologi itu, menjadi hilang etika dan sensitivitas. Bayangkan, dulu orang tua kalian ketika mengirim lamaran, menggunakan tulisan tangan atau diketik dengan mesin ketik. Dengan lampiran KTP, ijazah, kartu Disnaker, dan sebagainya. Lalu dimasukkan ke dalam map atau amplop coklat berukuran A4. Lalu dibawa dengan hati-hati supaya tidak terlipat, dan diserahkan ke kantor perusahaan yang dituju. Itu pun hanya diterima oleh karyawan yang kebetulan sedang di depan atau malah cuma diterima oleh satpam.
Inilah beratnya perjuangan orang tua kalian dulu. Untuk menyiapkan satu surat lamaran saja membutuhkan waktu yang cukup lama. Dan untuk mengirimkannya, atau lebih tepat menyerahkannya, satu hari mungkin hanya bisa mengirim dua lamaran. Jika mengirimkan lamaran keluar kota, maka akan dikirimkan lewat pos. Perlu waktu dan biaya.
Anda para gen z, telah dimudahkan dengan banyak hal. jangan lupakan masalah etika. Jangalah karena mengirimkan email lamaran hanya cukup dengan satu kali klik, maka anda melupakan etika.
Discover more from Loker Caruban
Subscribe to get the latest posts sent to your email.